Minggu, 16 Desember 2012

Mitos-mitos Jawa yang Masih Dipercaya

Jawa memang kental dengan berbagai mitos tentang berbagai bidang kehidupan. Kali ini saya akan mencoba membahas tentang beberapa mitos yang masih dipercaya dan kadang memang benar-benar terjadi, khususnya di daerah saya. Baik kita mulai saja, mitos itu diantaranya adalah
1. Burung Goak (Gagak)
Di Jawa, sebutan burung ini adalah Goak, karena bunyinya memang “goak”, mungkin di daerah lain mempunyai sebutan yang lain juga. Burung ini adalah burung paling misterius bagi orang-orang jawa, karena kedatangannya biasanya menandakan akan adanya kematian di daerah yang ia datangai. Dan pengalaman pribadi belum lama ini, hal itu benar-benar terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Kemarin tepatnya tanggal 1 Suro di kampung saya ada tiga orang meninggal dalam sehari dan pada hari itu sebelumnya ada burung goak yang muncul di sekitar rumah orang yang pada hari itu akhirnya meninggal. Karena seiring dengan kebenaran akan mitos tentang kemunculan burung ini, masyarakat masih sangat percaya dengan mitos pembawa pertanda kematian ini.
2.  Burung Deli
Kedatangan burung deli bagi orang Jawa menandakan akan terjadi hujan lebat disertai angin ribut yang cukup besar, atau bahkan dengan petir. Tidak ada yang tahu persis sebenarnya dimana burung ini tinggal, namun kadang saat cuaca sedang mendung gelap burung ini akan menampakkan diri, kadang dengan jumlah yang agak banyak. Mitos ini sering terbukti, walau kenyataannya sering terjadi mendung dan hujan, namun apa bila burung deli ini muncul saat mendung datang, biasanya hujan lebat dan angin kencang benar-benar terjadi.
3. Burung Prenjak
Selanjutnya adalah burung yang juga mempunyai sebutan seperti bunyinya yaitu “prenjak”. Bagi masyarakat Jawa, kehadiran burung prenjak yang tidak seperti biasanya, misalnya datang di halaman sebuah rumah dan berbunyi nyaring dan keras di ranting pohon yang sangat rendah, hal itu mendakan akan ada tamu agung, atau tamu penting, dan bisa juga mungkin kerabat yang sudah lama tidak berkunjung ke rumah itu. Mitos ini sampai saat ini masih dipercaya, karena memang seperti pengalaman yang sudah-sudah benar-benar terbukti.



4. Keluar di saat Maghrib
Anak-anak kecil dalam masyarakat Jawa pada waktu memasuki maghrib biasanya dilarang untuk keluar rumah atau bermain di luar rumah oleh orang tuanya. Alasanya adalah hal itu berbahaya, karena pada waktu itu katanya banyak makhluk halus berkeliaran yang bisa menculik atau dalam bahasa Jawanya “menyelong” anak-anak. Sebenarnya hal ini juga berlaku sat Dhuhur atau siang hari sekitar jam 12 siang. Kebenaran mitos ini sempat terbukti, entah itu kebetulan atau memang benar-benar ada, tetangga saya pernah hilang pada waktu siang hari dan ia bercerita katanya ia dibawa oleh sesosok makhluk halus dan saat itu ia dalam keadaan setengah sadar. Ia menceritakan perjalanannya dibawa oleh makhluk itu.
5. Mengambil bunga rias pengantin putri
Kalu yang ini berkenaan dengan jodoh, biasanya seorang ibu yang mempunyai anak remaja dan siap menikah akan mengambil sebagian bunga sisa atau bunga yang dipakai oleh pengantin putri yang sedang menikah. Alasanya adalah mereka percaya dengan begitu anaknya akan cepat mendapatkan jodoh dan menyusul untuk menikah. Terus terang saya sendiri kurang percaya dengan mitos ini.
6. Menangkal hujan dengan sapu lidi, cabai dan bawang merah
Sebagian masyarakat jawa terutama jaman dahulu percaya, untuk menangkal agar hujan tidak turun, mereka mendirikan sapu lidi dengan cara dibalik, kemudian ujungnya ditancapi dengan cabai dan bawang merah. Ini dilakukan biasanya saat musim panen padi, karena meraka membutuhkan panas matahari untuk mengeringkan padi hasil panennya. Tapi seiring dengan berkembangnya pengetahuan mereka dan juga perubahan cuaca yang tidak menentu, cara ini  mulai ditinggalkan.
7. Menabrak kucing hingga mati
Entah darimana mulanya, masyarakat Jawa tradisional mempercayai bahwa ketika mereka menabrak kucing di jalan hingga mati, maka mereka wajib untuk menguburkannya dan mengadakan selamatan kecil. Karena mereka percaya kalau hal itu tidak dilakukan, maka dikemudian hari mereka akan mendapat kesialan, misalnya dengan menabrak orang dan kesialan lainnya.
8. Hari baik dan hari buruk
Mungkin ini mitos yang sudah umum diketahui oleh banyak orang, masyakat Jawa tradisional percaya apabila mereka ingin melakukan sesuatu yang kiranya penting, misalnya pernikahan, khitanan, pembangunan rumah dan sebagainya, mereka akan memperhitungkan hari-hari yang kiranya itu merupakan hari yang baik atau membawa untung. Saya sendiri kurang mengerti apa yang menjadi kriteria hari baik atau buruk itu, tetapi itulah kepercayaan yang mengantarkan mereka pada kedamaian menurut mereka.

Itulah sekiranya beberapa mitos yang sampai saat ini masih dipercaya dan kebenarannya terkadang masih terbukti. Terlepas dari benar atau tidaknya mitos itu, secara ilmiah mungkin memang sulit untuk diterima, tetapi itulah bagian dari budaya masyarakat kita dan merupakan kearifan lokal masyarakat yang patut untuk kita hormati.

sumber : http://heri-sugianto.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar